Kamus Kumpulan Marga
Marga atau biasa disebut juga dengan nama keluarga adalah nama pertanda dari keluarga mana seorang berasal. Marga lazim ada di banyak kebudayaan di dunia. Marga dalam kebudayaan Barat dan kebudayaan yang terpengaruh oleh budaya Barat umumnya terletak di belakang, sehingga sering disebut dengan nama belakang. Kebalikannya, budaya Tionghoa dan Asia Timur lainnya menaruh marga di depan. Ada juga kebudayaan yang dulunya tidak menggunakan marga, misalnya suku Jawa di Indonesia, walapun kini sudah ada yang mengadopsi nama dalam keluarganya. Dalam sistematika biologis, marga digunakan bergantian untuk takson 'genus'.
Dalam budaya Minangkabau, marga disebut suku, sedangkan dalam budaya Maluku, marga disebut dengan fam.
Marga menjadi identitas dalam masyarakat dan adat. Marga diturunkan dari ayah kepada anak-anaknya (patriarchal). Marga turun-temurun dari kakek kepada bapak, kepada anak, kepada cucu, kepada cicit, dst. Namun dalam suku Minangkabau marga atau suku diturunkan dari garis keturunan ibu (matrilineal).
Banyak suku-suku di Indonesia yang masih menggunakan marga hingga saat ini seperti suku Batak, Nias, Minahasa, Minangkabau dan sebagainya. Namun ada juga yang tidak menggunakan marga seperti suku Jawa dan Sunda.
Berikut ini adalah marga-marga yang lazim ditemukan dan masih digunakan di Indonesia
- Ajartambun
- Amazihönö
- Ambarita
- Ampu
- Amuata
- Anak Acheh
- Anak Melaka
- Aritonang
- Aruan
- Babo
- Baeha
- Baene
- Baewaai
- Bago
- Bakara
- Bako
- Balai Mansiang
- Bali
- Bancin
- Banjarnahor